Kamis, 25 Oktober 2012

Mengais Masa Lalu

Kamu selalu mengajariku mengais-ngais masa lalu
Memaksaku untuk kembali menyentuh kenangan  
Terdampar dalam bayang-bayang yang kau gurat sevara perlahan
Seakan-akan sosokmu nyata 
Menjelma menjadi pahlawan kesiangan 
Yang merusak kebahagiaan

Dalam kenangan 
kau seret aku perlahan 
Menuju masa yang harusnya aku lupakan 
Hingga aku kelelahan 
Hingga aku sadar 
bahwa aku sedang dipermainkan

Inikah caramu menyakitiku? 
Inikah caramu mencabik-cabik perasaanku? 

Apa dengan melihat tangisku 
itu berarti bahagia buatmu? 
Apa dengan menorehkan luka di hatiku 
berarti kemenangan bagimu?

Siapa aku di matamu? 
Hingga begitu sulit kau melepaskanku dari jeratanmu

Apakah boneka kecilmu ini dilarang untuk bahagia? 
Apakah wayang yang sering kau mainkan ini dilarang untuk mencari kebebasan? 
Mengapa kau selalu perlakukan aku seperti mainan? 
Kapan kau ajari aku kebebasan?

Ajari aku caranya melupakan! 
Meniadakan segala kecemasan 
Meniadakan segala kenangan
Nyatanya derai air mataku 
Hanya disebabkan olehmu

Ajari aku caranya melupakan 
Sehingga aku lupa caranya menangis 
Sehingga aku lupa caranya meratap 
Karena aku selalu kenal air mata

Aku hanya ingin tertawa 
Sehingga hati aku 
mati rasa akan luka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar